botol susu sendok untuk asi

Alasan Lebih Baik pakai Botol Susu Sendok untuk ASI daripada Dot

Walimah.InfoAlasan Lebih Baik pakai Botol Susu Sendok untuk ASI daripada Dot. Bunda harus tau nihh bahaya pakai dot. Spoon feeder ASI bisa membantu merangsang bayi untuk minum lebih baik. Harga cup feeder juga tidak terlalu mahal yaa bund.

Untuk Ibu yang memiliki bayi pasti tahu dot botol susu dan empong. Ibu menyusui pada awal-awal kelahiran sebaiknya tidak mengenalkan dot botol.

Botol Susu Sendok untuk ASI

Sebisa mungkin berikan ASI secara langsung. Pemberian ASI secara langsung dengan menyusui akan memudahkan ibu dalam proses menyusui. Menyusui secara langsung sangat praktis.

botol susu sendok untuk asi
Botol susu sendok untuk ASI

Gerakan menghisap puting oleh bayi juga merangsang payudara dan otak untuk memproduksi ASI lebih banyak. Anak juga tidak bingung puting.

Ada apa dengan dot botol susu dan empong ? Ibu , marilah kita perhatikan betul apa sebenarnya kekurangan dari dua benda tersebut.

Kalau Ibu membiasakan anak untuk minum susu dengan botol dot maka Ibu mengkondisikan sarana ini. Anak akan semakin menyenangi karena melalui botol anak mudah mendapatkan susu dengan hisapan atau tenaga kecil saja.

Sedangkan bila ia menyusu Ibu, anak harus mengeluarkan tenaga besar yang tentu melelahkan otot-otot pipi dan rahangnya.

Disinilah letak perbedaannya.Alhasil .. bayi makin lama makin tidak mencintai puting susu Ibu , alias menolak menyusu. Lalu Ibu membuat kalimat :

” Anak saya tidak mau .. ia menangis kalau saya susui …”.

Saran saya :

dalam keadaan dimana anak terpaksa diberi susu botol biasakan memberinya dengan sendok susu ( susu dimasukkan gelas atau memakai botol susu yang ujungnya berupa sendok ) .

Lalu bagaimana efek empong ( pacifier ) terhadap perkembangan anak ? Seperti yang kita ketahui bahwa Ibu memasukkan empong ke dalam mulut anak dengan tujuan agar ia diam dan tidak rewel .

Begitu menangis , maka peredamnya adalah ” sumpalan ” empong . Sampai tidurpun empong masih didalam mulut. Anak sepanjang hari mengenyut-ngenyut empong .

Seakan-akan menjadi kebutuhannya yang tidak bisa lepas. Fokus perhatiannya hanya pada kenikmatan mulut dan benda mati.

Perlu Ibu ketahui bahwa hal ini bisa menghambat perkembangan anak.

Bukankah seharusnya ia diberi kesempatan untuk berkreasi dan mengutarakan pendapat atau mengekspresikan emosinya dengan cara menangis , melagu , berteriak , tertawa dan mengoceh ?

Bahkan empong yang berlama-lama juga dipercaya bisa mempengaruhi struktur rahang dan mulut bayi .


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *